Kedutaan Besar Rusia di Washington menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal pertemuan dengan Jaksa Agung AS saat ini Jeff Sessions menjelang pemilihan presiden negara tersebut.
Kedutaan mengatakan tidak akan mengomentari klaim tersebut, namun mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengadakan banyak pertemuan dengan mitranya di Amerika Serikat.
Sekretaris Duta Besar Nikolai Lakhonin mengatakan bahwa pertemuan diadakan “setiap hari sesuai dengan praktik diplomatik.” kantor berita Interfax melaporkan.
Departemen Kehakiman AS mengkonfirmasi pada hari Rabu bahwa Sessions, seorang pendukung vokal Presiden AS Donald Trump selama kampanyenya, bertemu dengan Duta Besar Rusia Sergey Kislyak sebelum pemilihan presiden AS pada bulan November 2016.
Pengakuan itu menyusul laporan masuk Surat kabar Amerika The Washington Post Sessions bertemu dengan Kislyak pada bulan September ketika dia masih menjadi senator dari Alabama.
Sessions kemudian gagal mengungkapkan pertemuan tersebut ketika ditanyai di bawah sumpah oleh Kongres AS tentang kemungkinan hubungan antara Trump dan Kremlin.
Jaksa Agung tidak membantah bertemu dengan Kislyak, namun menyebut keduanya tidak membicarakan persoalan apa pun terkait pemilu.
“Saya tidak pernah bertemu dengan pejabat Rusia mana pun untuk membahas masalah kampanye,” katanya dalam sebuah pernyataan Rabu malam. “Saya tidak tahu maksud klaim ini. Itu salah.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga meremehkan keseriusan kontak Sessions dengan Kislyak. “CNN Mengatakan Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Dianggap oleh Pasukan Khusus AS sebagai Mata-Mata dan Perekrut Terbaik Rusia,” tulisnya di Facebook. “Bagaimana menurut Anda? Media baru sedang berada pada titik terendah, atau bisakah mereka jatuh lebih jauh lagi?”
Pengungkapan ini memberikan tekanan lebih besar pada Presiden AS Donald Trump, yang sudah menghadapi tuduhan bahwa tim kampanyenya melakukan “kontak terus-menerus” dengan para pejabat Rusia sebelum pemilu. Kremlin dituduh oleh agen intelijen AS mencoba ikut campur dalam pemilu dengan melancarkan serangan dunia maya yang dirancang untuk mendiskreditkan saingan Trump dalam pemilihan presiden, Hillary Clinton.
Waktu New York Dan CNN menerbitkan laporan yang menuduh bahwa para pembantu utama Trump melakukan kontak dengan agen intelijen senior Rusia sebelum pemilu.
Sumber-sumber pemerintah mengatakan kepada CNN bahwa “komunikasi antara staf kampanye dan perwakilan pemerintah asing bukanlah hal yang aneh,” dan panggilan telepon tersebut menonjol karena status pejabat tinggi tersebut di tim Trump.
Penasihat keamanan nasional AS Michael Flynn mengundurkan diri awal bulan ini menyusul tuduhan bahwa ia diam-diam membahas sanksi dengan duta besar Rusia untuk Washington sebelum pemerintahan Trump mulai menjabat.