Dalam hal efisiensi pengeluaran anggaran, Rusia tidak hanya tertinggal dari negara-negara maju, tetapi juga sebagian besar negara-negara bekas sosialis.
Analis di Sekolah Tinggi Ekonomi di Moskow menghitung efisiensi belanja anggaran Rusia dibandingkan dengan negara-negara OECD (lebih dari 60 persen PDB dunia) dan Lituania. Hasilnya: Rusia berada di urutan terakhir – di posisi ke-36 – hanya mengungguli Yunani dan berada tepat di belakang Meksiko dan Latvia.
Penulis penelitian ini mengukur kinerja keseluruhan berdasarkan tujuh indikator aktivitas sektor anggaran. Empat mencerminkan aktivitas di sektor pemerintahan, layanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur transportasi. Tiga fungsi perhatian seperti distribusi barang publik, redistribusi pendapatan dan efek stabilisasi belanja pemerintah.
Dalam hal efisiensi dalam pemerintahan – diukur dari hak milik, independensi pengadilan, tingkat korupsi, dan sebagainya – Rusia hanya mengungguli Slovakia. Dalam hal dampak pembiayaan infrastruktur, Rusia berada di peringkat terakhir: meskipun ada kemajuan kualitatif dalam dekade terakhir, Rusia masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain.
Rusia juga berada di peringkat terakhir (peringkat 35) dalam hal efisiensi belanja layanan kesehatan. Kematian anak telah menurun, namun tetap lebih tinggi dibandingkan sebagian besar negara. Rusia berada di peringkat terakhir dalam hal angka harapan hidup.
Rusia bernasib lebih baik dalam belanja pendidikan, dengan peringkat ke-31.
Namun, efektivitas pemberantasan kemiskinan berada pada peringkat yang lebih buruk, yaitu peringkat ke-33: 40 persen warga Rusia berpenghasilan rendah. Namun, Kremlin merasa terhibur karena mengetahui bahwa masalahnya lebih buruk lagi di Amerika Serikat.
Upaya stabilisasi juga gagal. Rusia mengalami volatilitas yang tinggi baik dalam pertumbuhan PDB maupun tingkat inflasi. Anggaran Rusia berfungsi lebih baik dalam mendistribusikan barang-barang publik – dihitung dari tingkat pengangguran secara keseluruhan, PDB per kapita, dan pertumbuhan ekonomi. Di sini, Rusia menempati posisi ke-20.
Rendahnya kualitas lembaga negara melahirkan korupsi dan penyalahgunaan dana negara, termasuk untuk pembangunan infrastruktur. Bantuan keuangan juga tidak tepat sasaran: dana sering kali diberikan kepada mereka yang tidak membutuhkan, sementara mereka yang benar-benar membutuhkan justru tidak mendapat bantuan.
Fakta bahwa perekonomian Rusia masih sangat bergantung pada ekspor bahan mentah hanya memperburuk situasi. Rusia menghabiskan sebagian besar anggarannya untuk keamanan dan aparatur negara dibandingkan negara lain kecuali Israel, Amerika Serikat, dan Turki. Hal ini berdampak negatif pada efektivitas keduanya, catat para penulis.