Di tepi sungai Fontanka tepat di St. Pusat kota Petersburg, Museum Fabergé menawarkan perpaduan karya seni yang menarik dari zaman Kekaisaran Rusia bersama dengan pameran sementara seniman ‘jahat’ Paris dari Roaring Twenties.
Telur Fabergé yang Fantastis
Nama museum ini berasal dari Peter Carl Gustavovich Fabergé, kepala dinasti Fabergé dan pencipta telur Paskah terkenal yang menggunakan namanya. House of Fabergé didirikan pada tahun 1842 di St. Petersburg, serta para perancang dan pembuat perhiasan yang terampil dan kreatif segera menjadikan perusahaan tersebut sebagai Pemasok Istana Kekaisaran, sebuah gelar yang dipegangnya hingga Revolusi pada tahun 1917.
Istana Shuvalov, yang menjadi tempat pameran permanen, patut dikunjungi karena kelebihannya sendiri. Sepuluh ruangan indah tersebut memiliki banyak koleksi barang-barang yang dulunya milik bangsawan Rusia dan keluarga kerajaan, serta pameran ikon keagamaan.
Ruangan paling terkenal, Ruang Biru, berisi Telur Paskah Kekaisaran, yang mewakili koleksi telur Kekaisaran terbesar kedua di dunia. Museum ini juga menyimpan Telur Ayam Pertama, juga dikenal sebagai Telur Ayam Permata, telur pertama yang dipesan Tsar Alexander III dari Fabergé sebagai hadiah untuk istrinya Maria Fyodorovna. Telur tersebut diterima dengan antusias sehingga sebuah tradisi tercipta, dan setiap tahun tonggak sejarah dalam kehidupan keluarga kerajaan dirayakan dengan telur Paskah yang rumit.
Legenda Montparnasse
Pameran sementara yang berlangsung hingga 25 Maret ini dibuka dengan potret kolektor Jonas Netter, yang tanpanya seluruh koleksinya mungkin tidak akan diketahui publik.
Pameran ini membenamkan pengunjung dalam kehidupan bohemian para seniman Montparnasse, lingkungan Paris yang dikenal sebagai pusat kehidupan artistik, intelektual, dan sosial di kota tersebut selama les Années Folles (tahun-tahun gila) pada tahun 1920-an dan 1930-an.
Yang paling penting dalam koleksinya adalah lukisan dua orang sahabat, Amedeo Modigliani dan Chaim Soutine. Lukisan-lukisan mereka, sebagian besar potret, mengungkapkan hubungan intim para seniman dengan subjeknya dan menunjukkan kepada kita gambaran sekilas tentang dunia di sekitar mereka.
Kedua artis tersebut sangat berbakat namun berbagi kehidupan yang penuh gejolak. Karya Modigliani cukup intim. Dia dengan penuh semangat menggambarkan orang-orang yang paling disayanginya, seperti istrinya Jeanne Hébuterne, yang bunuh diri hanya dua hari setelah kematiannya.
Berbeda dengan guratan Modigliani yang tegas, lukisan Soutine lebih emosional, garis-garisnya kabur dan detailnya tidak jelas, tetapi potretnya hidup dan ekspresif.
Di antara para seniman yang diwakili dalam pameran tersebut, patut dicatat karya Suzanne Valadon, seorang tokoh penting bagi emansipasi sosial dan kreatif perempuan pada saat itu, serta putranya Maurice Utrillo, yang dianugerahi penghargaan atas pemandangan kota.
Pameran ini juga mencakup koleksi foto-foto yang menggambarkan para seniman Montparnasse di lingkungan sosialnya dan film dokumenter berdurasi lima belas menit tentang kehidupan mereka.
21 Naberezhnaya Reki Fontanki. Kereta bawah tanah Gostiny Dvor. +7 (812) 333 2655.fabergemuseum.ru