Sebuah “rencana teror Ukraina” yang digagalkan oleh pasukan Rusia di semenanjung Krimea yang disengketakan dirancang untuk menghancurkan pariwisata di wilayah tersebut, media Rusia melaporkan hari ini.
Dinas Keamanan Federal Rusia mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka telah menggagalkan “rencana teroris” yang sedang dipersiapkan oleh militer Ukraina. Kiev membantah semua tuduhan tersebut.
Menurut laporan media Rusia, tujuh perwira intelijen Ukraina bersenjata, mengenakan perlengkapan kamuflase Soviet, melakukan perjalanan melintasi Teluk Perekopsky menuju Krimea pada malam tanggal 6 Agustus dengan armada perahu motor kecil. Orang-orang itu menghindari deteksi penjaga patroli perbatasan Rusia dan berhasil mendarat. dekat kota Armyansk, tulis surat kabar Rusia Kommersant pada hari Kamis.
Tiga petugas keamanan menemukan kelompok tersebut dan meminta bala bantuan sebelum melepaskan tembakan ke arah kelompok tersebut. Seorang petugas FSB terluka parah di samping dua pria dalam baku tembak berikutnya. Lima sisanya kemudian ditangkap hidup-hidup. Mayoritas adalah penduduk Krimea dan beberapa membawa paspor Rusia, lapor Kommersant.
Ketika ditanyai, orang-orang tersebut dilaporkan mengungkapkan bahwa mereka adalah salah satu dari sejumlah kelompok sabotase yang dikirim ke Krimea oleh intelijen Ukraina. Tujuan mereka adalah untuk memicu serangkaian ledakan tidak mematikan di resor Krimea yang akan “membunuh” pariwisata di wilayah tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu malam menuduh Ukraina “menggunakan terorisme” dalam upaya mengalihkan perhatian rakyat Ukraina dari korupsi yang mewabah di pemerintahan, kantor berita Interfax melaporkan.
Putin juga mengatakan dugaan tindakan rahasia Ukraina berarti tidak ada gunanya membentuk Kelompok Normandia, sebuah organisasi yang didirikan tahun lalu dalam upaya menerapkan perjanjian perdamaian di Ukraina timur. Kelompok tersebut, yang terdiri dari Ukraina, Rusia, Perancis dan Jerman, dijadwalkan bertemu bulan depan pada KTT G20 di Tiongkok.
Ukraina membantah keras tuduhan Kremlin. “(Kami) sangat mengutuk provokasi yang diorganisir Kremlin ini dan menyangkal semua tuduhan tidak berdasar ini,” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan. Mereka menuduh Kremlin “meluncurkan operasi militer campurannya untuk membenarkan pendudukannya di Krimea dan agresi lebih lanjut terhadap Ukraina.”
Parlemen Ukraina juga membahas pembentukan Dewan Keamanan PBB sehubungan dengan insiden tersebut, kata perwakilan Ukraina untuk PBB, Vladimir Elchenko, dalam sebuah pernyataan di televisi Ukraina.
“Jika dirasa perlu, kami akan segera melakukannya…walaupun tengah malam,” ujarnya.