Badan intelijen Jerman tidak menemukan bukti jelas adanya kampanye propaganda yang dipimpin Kremlin yang menargetkan pemilih di negara tersebut.
Investigasi selama setahun tidak menemukan bukti langsung bahwa media Rusia sengaja melakukan kampanye disinformasi. kata sumber yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar Süddeutsche Zeitung.
Sumber tersebut menyatakan bahwa meskipun para pejabat masih belum “menemukan buktinya,” mereka telah menemukan beberapa tanda peringatan. “Kami ingin sekali menerima kartu kuning itu,” kata sumber itu.
Kantor rektor disebut terus melanjutkan penyelidikan.
Badan Intelijen Federal Jerman sejauh ini telah menghasilkan laporan setebal 50 halaman mengenai temuan mereka, bersama dengan Kantor Perlindungan Konstitusi negara tersebut.
Laporan tersebut masih tidak diperbolehkan untuk dipublikasikan dalam upaya untuk menjaga hubungan Jerman-Rusia yang sudah tegang, tulis surat kabar tersebut.
Hans-Georg Maassen, kepala Badan Perlindungan Konstitusi, pertama kali menuduh Moskow mencoba memanipulasi publik Jerman sebelum pemilihan parlemen tahun ini pada bulan November 2016.
Dia mengklaim bahwa saluran televisi yang didanai Kremlin cenderung mengarang cerita untuk mempengaruhi opini publik. Channel One televisi pemerintah Rusia mendapat sorotan di Jerman tahun lalu ketika terungkap bahwa mereka mengarang cerita tentang pemerkosaan seorang gadis berusia 13 tahun.
Jurnalis Channel One melaporkan bahwa seorang gadis bernama Liza diperkosa oleh migran dengan ‘penampilan Timur Tengah’ dan polisi Jerman menutupi kejahatan tersebut. Laporan itu terbukti salah baik oleh polisi Jerman maupun blogger independen.
Parlemen Eropa juga menyuarakan kekhawatiran bahwa Rusia dapat melancarkan perang propaganda dengan menggunakan pengaruh medianya.
Dalam resolusi non-legislatif yang disahkan pada tanggal 23 November, parlemen mengutuk media pemerintah Rusia sebagai “disinformasi dan propaganda” yang dirancang untuk “meningkatkan pengaruh Rusia dan melemahkan UE.”
Usulan tersebut disetujui dengan 304 suara berbanding 179, dan 208 abstain.
Langkah ini meningkatkan anggaran RT oleh Kremlin tambahan $19 juta selama dua tahun ke depan.
Presiden Vladimir Putin mengklaim bahwa Eropa berharap untuk membungkam “pandangan alternatif” dengan mengkritik saluran tersebut. “Kami mengamati adanya kemerosotan yang cukup jelas dalam pemahaman demokrasi di masyarakat Barat,” kata presiden.