Sebuah klinik Moskow yang mengatakan melakukan pemotongan alat kelamin wanita mendapat kecaman pada hari Selasa ketika para pegiat menyerukan agar diadili karena melakukan praktik berbahaya tersebut.
Best Clinic, rantai kecil pusat medis swasta di Moskow, mengatakan dalam sebuah iklan di situs webnya bahwa mereka melakukan “sunat perempuan” pada anak perempuan berusia antara lima dan 12 tahun, kata surat kabar Rusia Meduza, Selasa.
Meduza menerbitkan tangkapan layar dari iklan tersebut, yang telah dihapus oleh Best Clinic dari situs webnya.
“Layanan ini masuk dalam daftar layanan yang diberikan Best Clinic karena ada permintaan dari pasien dengan rujukan dari dokter,” kata pihak klinik dalam keterangannya, Selasa.
“Clitoridectomy, prosedur pembedahan, dilakukan hanya atas dasar medis,” katanya, seraya menambahkan bahwa mereka tidak menyunat pasien wanita di bawah usia 18 tahun.
Mutilasi alat kelamin perempuan (FGM), yang melibatkan penghilangan sebagian atau seluruh alat kelamin perempuan dan bisa berakibat fatal, bukanlah kejahatan di Rusia.
PBB bertujuan untuk mengakhiri praktik tersebut, yang terjadi di sekitar 30 negara, terutama di Afrika, pada tahun 2030.
FGM tidak diakui sebagai masalah di Rusia sampai Russia Justice Initiative (RJI), sebuah kelompok hak asasi yang berbasis di Moskow, melaporkan pada tahun 2016 bahwa FGM tersebar luas di desa pegunungan terpencil Dagestan di Rusia selatan.
RJI memperkirakan bahwa puluhan ribu wanita Muslim telah menjalani FGM di wilayah Kaukasus Utara yang bergejolak, namun penyidik dari Kejaksaan Agung tidak dapat menemukan bukti praktik tersebut.
Anggota parlemen Rusia Maria Maksakova-Igenbergs memperkenalkan undang-undang yang mengkriminalkan FGM pada 2016, tetapi statusnya masih belum jelas.
Pada Selasa, RJI mengatakan akan meminta Kejaksaan Agung menyelidiki Klinik Terbaik di Moskow.
“Praktek ini, yang telah berubah menjadi layanan komersial, diiklankan sebagai prosedur yang cocok untuk anak perempuan di bawah umur,” kata pengacara RJI Grigor Avetisyan dalam sebuah pernyataan.
Kantor jaksa agung tidak segera tersedia untuk dimintai komentar. Kementerian Kesehatan menolak berkomentar, mengatakan bahwa sunat perempuan bukanlah prosedur medis dan bukan dalam lingkup mereka.
“Untuk pertama kalinya dalam beberapa saat saya sangat terkejut – ini terjadi di Moskow,” kata Alena Popova, salah satu pendiri Proyek W, yang mengkampanyekan hak-hak perempuan, kepada Thomson Reuters Foundation.
“Dokter tidak boleh dengan sengaja merusak kesehatan seseorang,” katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan sekitar 200 juta perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia telah menjalani FGM, yang dapat menyebabkan sakit kronis, kemandulan dan kematian akibat kehilangan darah dan infeksi.