Rusia mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya merencanakan penyebaran rudal nuklir baru AS di Eropa menyusul rencana penarikan Washington dari perjanjian kontrol senjata era Perang Dingin yang penting meskipun Amerika Serikat menyangkal memiliki rencana seperti itu.
Rusia ingin mencegah Presiden AS Donald Trump dari melakukan ancaman bagi Washington untuk meninggalkan perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah (INF) yang melarang rudal nuklir jarak pendek dan menengah berbasis darat kedua negara dari Eropa dihapuskan.
Kedua negara saling menuduh melanggar perjanjian 1987 dan Presiden Vladimir Putin dan Trump akan membahas masalah tersebut akhir bulan ini di G20 di Argentina.
Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin bahwa Moskow ingin menyelamatkan perjanjian itu dan terbuka untuk membicarakan masalah ini dengan Washington.
Tetapi Ryabkov, yang menuduh Amerika Serikat melanggar kesepakatan dengan penyebaran rudal di Polandia dan Rumania, mengatakan dia pikir kemungkinan perubahan hati kecil dan mengatakan perencana militer Rusia siap untuk “skenario” seperti itu.
Moskow yang skeptis
Pejabat tinggi NATO mengatakan pada bulan Oktober bahwa dia tidak percaya akan ada pengerahan baru rudal AS di Eropa dan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan Washington jauh dari membuat keputusan tentang pengerahan rudal di Eropa.
Ryabkov mengatakan Moskow skeptis terhadap klaim pejabat AS dan NATO bahwa tidak ada rudal baru yang akan dikerahkan.
“Kami mendengar (penolakan) tapi tidak lebih,” kata Ryabkov. “Rencana telah diubah berkali-kali sebelumnya. Kami tidak ingin kecewa dengan rekan kami (AS) lagi dan oleh karena itu kami menerima skenario terburuk dalam perencanaan militer kami.”
Ryabkov mengatakan dia yakin Amerika Serikat akan dapat mengerahkan rudal nuklir jarak menengah di Eropa “dalam beberapa tahun,” sesuatu yang dia katakan akan memicu perlombaan senjata yang berbahaya.
“Kami tidak dapat mengabaikan potensi pengerahan misil baru AS di wilayah yang akan menjadi ancaman bagi Rusia dan sekutunya,” kata dia seperti dikutip kantor berita TASS.
“Dalam hal penyebaran seperti itu, Amerika akan memperoleh kemampuan tambahan yang signifikan, memungkinkan mereka untuk menyerang sasaran jauh di dalam Rusia.”
Putin sebelumnya mengatakan bahwa Rusia akan dipaksa untuk menargetkan negara-negara Eropa mana pun yang setuju menjadi tuan rumah rudal nuklir AS.
Ryabkov mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan langkah-langkah pembalasan militer tertentu, tetapi mengatakan tanggapan Moskow akan “efektif” dan “relatif murah.”