Trump mengolok-olok komunitas intelijen AS atas tuduhan peretasan Rusia

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengejek pengarahan yang akan datang mengenai dugaan peretasan pemilu presiden AS oleh Rusia, dengan menyiratkan bahwa pihak berwenang AS akan mengarang isi pengarahan tersebut.

Trump menulis di Twitter bahwa ia awalnya dijadwalkan untuk menerima pengarahan pada hari Selasa, 3 Januari, namun pertemuan tersebut ditunda hingga hari Jumat karena “lebih banyak waktu (mungkin) diperlukan untuk membangun sebuah kasus”. Dalam perkembangan linguistik yang terkenal, presiden terpilih menyebut penundaan itu “sangat aneh!”

Petugas intelijen punya sengketa Klaim Trump, yang mengatakan pengarahan tersebut tidak pernah dijadwalkan pada hari Selasa, bahkan Presiden Barack Obama pun belum akan menerimanya pada saat itu.

Trump memang menerima pengarahan rutin pada hari Selasa, namun para pejabat telah menjadwalkan pengarahan Rusia pada hari Jumat beberapa hari yang lalu, kata seorang pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya. memberi tahu pos Washington.

“Ada kemungkinan tim (Trump) mengalami pemutusan jadwal,” kata pejabat itu.

Presiden Obama akan menerima laporan rinci mengenai dugaan serangan siber Rusia terhadap AS ‘dalam beberapa hari,’ Direktur CIA John Brennan memberi tahu saluran televisi PBS dalam sebuah wawancara yang diterbitkan 3 Januari.

Laporan tersebut akan mencakup “apa yang dilakukan Rusia, bagaimana mereka melakukannya, dan bagaimana kita mengetahuinya,” kata Brennan. Presiden terpilih Trump dapat menerima pengarahan mengenai intelijen atau laporan itu sendiri sesuai kebijakan Presiden Obama, tambahnya.

Pemerintah AS mengklaim bahwa peretas yang didukung Kremlin menargetkan Partai Demokrat dan lembaga lain yang terkait dengan pemilihan presiden.

Pada bulan Juli, sekitar 20.000 email bocor dari server Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC), sehingga mempermalukan tokoh senior partai dan memaksa Ketua Debbie Wasserman Schultz untuk mengundurkan diri. Baik CIA maupun FBI menyatakan bahwa peretasan tersebut dilakukan untuk mendukung Trump, yang saat itu merupakan calon presiden yang diyakini memiliki peluang kecil untuk memenangkan pemilu.

Pada tanggal 29 Desember, Amerika Serikat mengeluarkan serangkaian sanksi terhadap Rusia sebagai pembalasan atas peretasan tersebut. Gedung Putih mengusir 35 agen intelijen Rusia dan menjatuhkan sanksi terhadap dua badan intelijen utama Rusia. AS juga memberikan sanksi kepada empat pejabat intelijen yang tergabung dalam unit militer yang menurut Washington memerintahkan serangan peretasan terhadap DNC.

Meskipun laporan awal menyatakan sebaliknya, Rusia akhirnya menyatakan hal yang sebaliknya ditolak menjatuhkan sanksi balasan.


login sbobet

By gacor88